Senin, 24 Februari 2020

Virus Corona COVID-19 TernyataTidak Berasal dari Wuhan

Virus Corona COVID-19 Ternyata Tidak Berasal dari Wuhan

 

Jakarta - Sebelumnya, banyak yang meyakini virus corona COVID-19 berasal dari salah satu pasar seafood di Wuhan, China. Namun, setelah dilakukan penelitian genetik, peneliti mengatakan sumbernya bukan dari tempat tersebut.

Untuk membuktikannya, Xishuangbanna Tropical Botanical Garden dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok sudah menganalisis 93 sampel virus, yang berasal dari 12 negara. Hasil yang didapat, ternyata virus tersebut berasal dari tempat lain.

Dikutip dari NHK, virus tersebut diduga menyebar cepat ke hewan maupun manusia yang ada di pasar tersebut. Ini dibuktikan dari waktu saat banyak korban yang berjatuhan.

Peneliti menyimpulkan, virus COVID-19 sudah menyebar dalam dua periode, yaitu pada 8 Desember 2019 dan 6 Januari 2020. Sedangkan, untuk penularan pada antar manusia terjadi di akhir November atau awal Desember 2019.

Mereka juga mengatakan, jika peringatan penyebaran COVID-19 dilakukan lebih awal, wabah ini akan lebih mudah diatasi.

Sumber:

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4912834/teori-baru-virus-corona-covid-19-bukan-berasal-dari-pasar-seafood-wuhan

Wabah Virus Corona SemakinTak Terkendali

Wabah Virus Corona Semakin Tak Terkendali

 

TEMPO.CO, Jakarta - Para ahli memperingatkan bahwa dunia sedang mendekati titik kritis di mana wabah virus corona akan menjadi pandemi yang tidak terkendali, sebagaimana dikutip Independent, 24 Februari 2020.

Sekitar 80 ribu orang kini telah terinfeksi secara global dan lebih dari 2.600 telah meninggal, sebagian besar di Cina, menurut basis data pelacakan yang dijalankan oleh Universitas Johns Hopkins.

Pada akhir pekan, kepala petugas medis Inggris mengkonfirmasi bahwa empat orang yang dibawa kembali ke Inggris dari kapal pesiar Diamond Princess telah dinyatakan positif, sehingga total kasus di Inggris mencapai 13 kasus. Keempatnya, bersama dengan 28 lainnya, sekarang berada di karantina di Merseyside.

Profesor Paul Hunter, dari University of East Anglia, mengatakan gelombang kasus baru-baru ini di luar Cina "sangat memprihatinkan". Infeksi di Korea Selatan, Jepang dan Iran menjadi penyebab kekhawatiran, sementara serangkaian kasus di Italia adalah "kekhawatiran besar bagi Eropa".

"Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini berbicara tentang penyempitan jendela peluang untuk mengendalikan epidemi saat ini. Titik kritis setelah kemampuan kita untuk mencegah pandemi global tampaknya jauh lebih dekat setelah 24 jam terakhir," ujar Prof Hunter.

Dr. Bharat Pankhania, seorang dosen klinis di Universitas Exeter, mengatakan kepada The Daily Telegraph: "Jelas bahwa semua bahan penting untuk pandemi kini hadir. Lebih baik jujur dan mengatakannya."

Peringatan itu muncul setelah kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada pertemuan para menteri kesehatan Afrika tentang kekhawatirannya tentang munculnya kasus-kasus yang telah menunjukkan "tidak ada hubungan epidemiologis yang jelas, seperti sejarah perjalanan ke Cina atau kontak dengan kasus yang dikonfirmasi", khususnya di Iran.

Pada hari Senin, Kuwait mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi tiga kasus pertama virus corona pada orang-orang yang telah melakukan perjalanan dari Iran, termasuk seorang warga Arab Saudi. Bahrain juga mengumumkan kasus pertamanya, dengan orang yang terinfeksi baru kembali bepergian dari Iran.

Namun, Cina telah melonggarkan beberapa pembatasan pada pergerakan warganya, termasuk di Beijing, setelah tingkat infeksi baru turun. Sementara mengakui wabah itu tetap "parah dan kompleks", perdana menteri Xi Jingping mendesak bisnis untuk kembali ke pola kerja normal.


Sumber:

 https://tekno.tempo.co/read/1311482/pakar-wabah-virus-corona-mendekati-titik-pandemi-tak-terkendali

Rabu, 05 Februari 2020

Guru Besar Unair: “Ada Tambahan Misterius di Virus Corona Wuhan”

Guru Besar Unair: "Ada Tambahan Misterius  di Virus Corona Wuhan"

 

 

Ahli melihat ada keanehan pada struktur virus Corona Wuhan. Menurut diskusi sejumlah pakar internasional, ternyata ada usaha penempelan, seperti apa analisanya?

 

"Virus ini ada keanehan yaitu virus Corona Wuhan punya tambahan struktur yang ada dalam dirinya yang tidak dipunya SARS ataupun MERS," kata Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga, Chaerul Anwar Nidom, saat berkunjung ke kantor Transmedia di Surabaya, Kamis (6/2/2020). Nidom yang aktif dalam diskusi dengan pakar internasional terkait virus RNA ini lantas memaparkan keanehannya. Ada unsur tambahan yang belum jelas asal-usulnya. Hanya saja para ahli masih belum sepakat apakah unsure tambahan itu berasal dari alam atau buatan manusia.

 

"Jadi ada tambahan protesin sekitar 45 nukleotida, nah ini agak aneh. Apakah protein ini menempel pada virus yang berbadan kelelawar atau ada satu usaha penempelan, nah itu yang belum diamati. Jadi perlu kehati-hatian dalam menangani virus ini," papar Nidom.

 

Prof Nidom lantas memaparkan ada dua macam virus Corona yaitu low patogenic yang tidak begitu ganas di mana reseptornya ada di saluran atas dan high patogenic yang reseptornya ada di paru yang berakibat fatal. 

 

Virus Corona termasuk virus RNA yang punya tingkat kesalahan dalam pembelahan yang lebih tinggi dibandingkan virus DNA. Virus ini berkembang dalam tiga gelombang, virus Corona Wuhan belum diketahui ada di tahap mana.

 

"Gelombang satu itu biasanya tinggi penyebarannya, kemudian diikuti oleh patogenesis yang tinggi. Kemudian mengalami mutasi agak landai pada wave kedua. Apakah dia pada wave ketiga mengalami percepatan lagi karena ini virus RNA itu akan selalu mengalami perubahan yang disebut mutasi. Jadi saya lihat ada sedikit menarik dari virus Corona ini karena sudah lebih dari satu bulan dia memiliki kestabilan yang sangat kuat, biasanya RNA tidak seperti itu," ujar Nidom menganalisis.

 

Karena banyak keanehan pada virus Corona ia menyarankan pakar internasional berkumpul. Karena virus ini tidak bisa diatasi hanya dengan seminar.

 

"Jadi kalau di internasional itu saya melihat belum ada keterbukaan secara penuh bahwa ini aspek kemanusiaan yang berkaitan dengan kesehatan. Jadi harusnya pakar internasional berkumpul untuk menentukan aspek berikutnya," pungkasnya.

 

Sumber:

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4888206/keanehan-virus-corona-ada-tambahan-misterius